Rabu, 04 Maret 2009

Ibu-Ibu TK

Senangnya bisa mengantar dan menunggu anak sekolah. Ada yang menarik, saat menunggu, kumpul bareng ibu-ibu yang anaknya sekolah di tk. Kita bertemu dengan berbagai karakter,ada yang cerita tentang kuliahnya dulu, ada yang cerita tentang anaknya, ada yang cerita tentang harta kekayaannya, ada yang cerita tentang mertua, ponakan, tetangga, dsb, ada yang sambil menggelar dagangan, ada yang narsis abiizzz, ada yang cuma diem aza sambil 'manggut-manggut', ada yang cuma dengerin, mengamati sambil sesekali menimpali, yaitu aku he he he ....

Selasa, 03 Maret 2009

Suka-Duka

Saat ditanya, "Bahagiakah engkau/kalian dengan pernikahanmu/kalian ?" Jawabnya, "Ya aku/kami bahagia". "Menderitakah engkau/kalian dengan pernikahanmu/kalian ?" Jawabannya, "Ya aku/kami menderita".

Suka-duka dalam sebuah pernikahan itu pasti ada. Sebelum mengucap janji dan berkomitmen untuk menikah harus benar-benar diresapi dan dipahami terlebih dahulu dan pertimbangkan secara masak konsekuensi dari komitmen tersebut. Sudah siapkah kita menghadapi apa yang akan terjadi baik hal yang mendatangkan kebahagiaan maupun hal yang sepahit apapun dalam kehidupan berumahtangga. Itulah mengapa pernikahan itu begitu 'sakral' nya.

Seiring berjalannya waktu, selang beberapa tahun usia pernikahan, pasti tidak seindah yang dibayangkan oleh pasangan yang baru saja menikah. Kerikil, godaan dalam pernikahan itu pasti ada, baik besar maupun kecil, dan tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Namun pada kenyataannya, saat menghadapi suatu cobaan yang begitu berat, biduk pernikahan akan sedikit goyah. Maka di carilah si kambing hitam, saling menyalahkan, saling menghitung pengorbanan-pengorbanan yang diberikan, saling mencari kelemahan masing-masing dan yang lebih parah telah lupa akan apa yang diikrarkan saat menikah dulu. Akan sehidup-semati, akan selalu bersama baik dalam suka maupun duka, dalam untung maupun malang, dst. Sedemikian mudahnya mengingkari janji itu. Namun masih ada pasangan yang tetap mempertahankan pernikahannya, dan berusaha untuk senantiasa mengingat dan memenuhi janji pernikahannya.

Banyak contoh, yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya sebagai 'kaca benggala' hidup kita. Contoh yang jelas terlihat seperti kehidupan para selebritis, yang dengan mudahnya kawin-cerai, seolah tidak peduli atau tidak memandang begitu 'sakral'nya janji pernikahan itu. Jika ditilik sebab apa yang menjadi pemicu kenapa bercerai, adanya ketidakcocokan. Seolah pernikahan adalah obyek untuk mencoba-coba, cocok dipakai, tidak cocok dibuang/dicerai, masih sayang dibuang ya di'madu'. Bahkan ada di saat pasangan terjatuh, baik karena dalam keadaan sakit parah, di-phk, pailit dalam usahanya, dipenjara dst, dimana membutuhkan dukungan moral, pengertian, kesabaran dan doa, justru menjadi alasan untuk meninggalkan/menceraikannya. Sudah lupakah akan janji pernikahan ?!?! Justru dalam keadaan seperti inilah kesetiaan diuji dan janji itu diuji. Ada yang 'lulus' dari ujian ini, namun banyak yang 'tidak lulus' dalam ujian ini. Jika Kita adalah bagian dari salah satu yang 'lulus' dari 'ujian' tersebut, banyak yang akan kita petik, kita akan semakin bersyukur akan apa yang telah menimpa, akan menambah hikmat bagi keluarga, dan yang jelas akan semakin disayangi dan betapa berharganya satu sama lain. "Segalanya akan indah pada waktunya". Ok. GBU.