Rabu, 19 Mei 2010

Perpustakaan dan "Educare"



Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Pemerintah Kota Yogyakarta, turut mendukung berdirinya perpustakaan-perpustakaan baru di tengah-tengah masyarakat dan mendorong berkembangnya perpustakaan masyarakat, serta melalui Perpustakaan Kota Yogyakarta memberikan pembinaan dalam pengelolaannya. Perpustakaan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan istilah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) telah banyak berdiri hampir di masing-masing RW di wilayah Kota Yogyakarta.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi (bahan bacaan) bagi masyarakat sekitarnya menuju masyarakat pembelajar sepanjang hayat tak lepas dari kendala seperti enggannya masyarakat datang ke perpustakaan. Apa yang membuat orang enggan datang ke perpustakaan dapat diubah menjadi daya tarik ‘tempat belajar’. Tempat belajar tidak harus sepi dan sunyi, tempat belajar dapat ceria, penuh kegembiraan, terbuka, selaras dengan denyut kehidupan masyarakat. Sengaja dimunculkan istilah ‘tempat belajar’, bukan semata-mata mengubah sebuah konsep tentang perpustakaan. Secara fisik, tempat belajar adalah tempat seperti halnya perpustakaan, namun lebih dari itu, ‘tempat belajar’ dapat juga berwujud sebagai sebuah ‘kegiatan’ atau bisa dikatakan perpustakaan masyarakat yang dinamis. Tempat belajar ibarat perpustakaan yang hidup yang menyediakan informasi tidak hanya dari koleksi saja, namun juga dari sesama pengguna dan terutama dari aktivitas layanan yang diciptakan. Belajar, menurut asal katanya ‘educare’ yang berarti menggiring keluar (inside out). Belajar, tidak hanya memasukkan berbagai informasi ke dalam diri (outside in), namun juga menjadikan apa yang ada dalam diri keluar menjadi tuturkata, sikap, perilaku, ketrampilan, keahlian dan apa saja yang dibutuhkan manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Pada dasarnya perpustakaan itu sendiri adalah ‘tempat belajar’, hanya saja selama ini belum banyak yang mengetahuinya, karena terbatasnya bentuk layanan perpustakaan. Oleh karena itu yang terpenting adalah mengembangkan layanan perpustakaan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat menjadi manusia pembelajar. Dalam sebuah perpustakaan masyarakat, selain anak-anak meminjam dan membaca buku, diadakan kegiatan belajar bersama, seperti les tambahan pelajaran matematika, bahasa inggris dan mata pelajaran lainnya yang dirasa sulit, atau bahkan diadakan kegiatan les tari, karawitan, atau kegiatan lain yang menarik minat masyarakat. ‘Garden party’ atau pesta kebun tak kalah menariknya bagi anak-anak, dimana anak-anak diajak untuk pesta kebun dengan membawa bekal masing-masing dengan dibacakan sebuah dongeng dari salah satu koleksi yang dimiliki perpustakaan, akan lebih menggairahkan dan memberikan nuansa baru bagi anak-anak dalam menikmati informasi yang disajikan oleh perpustakaan yang dikemas dalam ‘kemasan’ yang lebih menarik. Atau bahkan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan lain seperti diskusi mengenai topik sebuah buku, berbagai lomba, seperti lomba perpustakaan keluarga, lomba mendongeng, lomba menceritakan kembali isi cerita dari sebuah buku, lomba tebak judul buku dan sebagainya.
Yang menjadi tantangan bagi sebuah perpustakan adalah bagaimana menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat, dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan lebih mendorong tumbuhnya masyarakat pembelajar. Perpustakaan menjadi tempat bertemunya orang-orang yang berilmu dan haus akan ilmu baru. Jadikan perpustakaan sebagai sarana bagi lahirnya kehidupan untuk perpustakaan sendiri dan sebagai tempat berlangsungya interaksi para pengguna/pemustakanya dengan berbagai kegiatan yang bermuara pada masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Demikian perpustakaan masyarakat, diharapkan bisa menjalankan fungsi sebik-baiknya menuju masyarakat pembelajar sepanjang hayat.(oleh Ratri Suci N, Pradipta, Januari 2010)

3 komentar:

  1. Assalam mba/mas ratrie, salam kenal. Saya pustakawan dari Indramayu.tulisan yang mencerahkan....

    Klo boleh tahu mba/mas ratrie pustakawan mana?

    BalasHapus
  2. Salam kenal juga Mas Murad, Terimakasih,semoga bisa saling mencerahkan juga.

    BalasHapus